Jumat, 02 Desember 2016

Profil grup nasyid SNADA

  Bismillah... pada artikel kali ini saya akan membeberkan biografi dari tim nasyid asal Bandung yaitu SNADA








 Snada mulai dikenal luas sejak lagunya Neo Shalawat dan Jagalah Hati booming di awal tahun 2000an. Grup religi beraliran accapella ini pun menjadi ikon nasyid masa kini dengan belasan album yang telah dirilis. Kelompok yang mendapatkan namanya dari seorang kyai kondang, KH. Toto Tasmara ini menjadi ikon nasyid Indonesia. SNADA memberikan jalan dan menjadi pioneer bagi tim-tim nasyid muda yang bermunculan secara cepat dan mengagumkan di seluruh pelosok nusantara. Merekalah kelompok nasyid pertama yang membawa nasyid ke sekolah, kampus, hotel, perhelatan pernikahan, konferensi, dan event lokal, nasional, regional, dan bahkan internasional.



   Sejak dirintis tahun 1991 oleh Agus Idwar Jumhadi (Iid), Erwin Yahya (Ewink), dan M. Lukman Nunasyim (Lukman), SNADA telah membuat beragam kejutan. Snada terbentuk saat Erwin, Lukman, dan Agus sering nongkrong bareng di salah satu musala kampus pada tahun 1991. Mereka bertiga dulu teman satu kampus di FISIP UI (Universitas Indonesia). Dari situlah mereka membentuk kelompok vokal lagu-lagu religius. Saat itu, aliran musik nasyid belum begitu populer. Waktu awal pembentukan group, mereka masih memakai nama Trio APS (Trio Administrasi Perkantoran dan Sekretari). Mereka pertama kali mengikuti acara Musikalisasi Puisi dan Nasyid. Hal itu mendorong Erwin, Lukman, dan Agus bikin kelompok nasyid. Pembentukan kelompok ini juga didorong oleh persoalan Palestina pada masa itu.
Nama Snada sendiri didapat dari penceramah agama KH. Toto Tasmara. Pada masa itu, Trio APS sering mengikuti pengajian yang beliau adakan. Nah, suatu saat mereka datang dan berniat menyumbangkan nyanyi nasyid. Setelah melihat penampilan mereka yang cukup memikat, beliau memberi nama kelompok Snada, kepanjangan dari Senandung Nasyid dan Dakwah. Sejak itu pula nama Trio APS pun berubah menjadi Snada.
Bermula dari teknik bernasyid membagi suara, sambil berdiri, dan menghadap penonton. SNADA memberikan kejutan bagi blantika pernasyidan saat itu, dimana semua orang bernasyid dengan cara duduk, tanpa membagi suara, tiada unsur entertainment, dan monoton. Masuknya personil keempat, Alamsyah (Isa) tahun 1992, membuat kelompok ini lengkap dengan 4 suara.

   Masuknya Alamsyah Agus (Aal) dan M. Iqbal Taqiudin (Iqbal) melengkapi rumusan nasyid mereka sehingga seperti Boyz 2 Men pada saat itu. Iqbal yang mantan juara di berbagai festival lagu seperti Cipta Pesona Bintang dan Voice of Asia, membuat penampilan SNADA semakin kinclong pada masa itu.

   Kepergian Isa di tahun 1995 karena kesibukan dan visi yang berbeda serta masuknya dua personil baru, Ikhsan Nur Ramadhan (Ikhsan) di bulan Maret 1999 yang notabene mualaf dan Teddy Tardiana Tarlanda (Kang Teddy) di bulan Nopember 2000, memberikan kejutan-kejutan lebih dahsyat bagi SNADA sekaligus blantika nasyid yang semakin marak dari tahun ke tahun.

   Ikhsan yang mantan pe-‘basist’ dan Teddy yang penyanyi profesional membuat performa SNADA lebih sempurna, penuh ragam ekspresi suara, dan karakter serta kekuatan vokal yang jauh lebih prima. Kemampuan olah suara Teddy melengkapi karakter vokal Iqbal. Terlebih lagi sejak anak-anak muda ini mendapat gemblengan dari Sekolah Farabi— sekolah musik Dwiki Darmawan yang sejak lama sudah memberi support sangat positif terhadap nasyid di Indonesia terutama kepada SNADA.

  “Kita membentuk Senada Acapela agar nasyid itu bisa dinikmati oleh semua. Pada awalnya berdirinya, kami ingin semua orang bisa mendengarkan nasyid. Alhamdulillah sekarang misinya ingin mengajak masyarakat kalau ingin bernyanyi, ya bernyanyilah yang baik, yang nasyid-lah,” papar Erwin Yahya, pencetus serta pendiri Senada.
Personel Snada berasal dari latar belakang musik yang beragam. Seperti Alamsyah yang pernah mempelajari musik klasik. Sedangkan Teddy dan Iqbal yang cenderung ke arah pop. Iqbal juga pernah mengikuti ajang Asia Bagus dan Cipta Pesona Bintang. Ikhsan, yang menjadi mualaf pada 1999, pernah aktif di paduan suara. Erwin sendiri mengaku lebih menyukai musik jazz dan musik unplugged.
Lagu yang cukup fenomenal yang dibawakan oleh Snada adalah Jagalah Hati yang merupakan lagu dari Aa Gym. Kedekatan Snada dan Aa Gym pun langsung memberi dampak luar biasa, selain karena kualitas Snada yang meamng mumpuni, saat itu Aa Gym juga sedang naik daun sebagai seorang penceramah agama dengan santri yang berjumlah ribuan orang.
Untuk perjalanan Snada sendiri, saat ini telah banyak menghasilkan album dan kaset, yakni : Di Pintu Langit (2006), Buka Mata Hati - CD (2004), Dari Jakarta Ke Kualalumpur - CD (2003), Neo Shalawat - VCD Karaoke dan Neo Shalawat, serta The Best Snada (2007).
Memasuki 21 tahun perjalanan kariernya, Snada telah meraih berbagai penghargaan dalam bidang musik, salah satunya platinum award di Blackboard atas penjualan fantastis mereka di album Neo Shalawat. Pengalaman tampil Snada suda terbilang matang. Hampir seluruh televisi swasta nasional pernah menayangkan penampilan mereka. Bahkan kesuksesannya membawa mereka malang melintang ke mancanegara,  seperti Malaysia, China, Singapura dll.

   Ada video clipnya nih... tonton yaaa :D




    Oke sekian dulu biografi dari SNADA... smoga bisa menambah wawasan kita dalam dunia nasyid. nantikan biografi nasyid lainnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar